Kamis, 14 November 2013

Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Gadget

PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN GADGET

Disusun Oleh:
Ellya Fitri U 12211413
Millah Aulia 19211528
Mudalipah 14211617
Utami Laelasari 17211234
Silvi Salsabila 16211765

Kelas 3EA04
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Penjualan dan pembelian adalah dua kata yang tidak dapat ddipisahkan, keduanya saling berkaitan di dalam transaksi. Produsen sebagai penjualan terus berusaha meningkatkan penjualan produknya agar konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Produsen berinovasi menciptakan produk yang menjadi kebutuhan maupun keinginan konsumen yang terus berkembang dari masa ke masa. Seiring berjalannya waktu meningkatnya masyarakat terus mengalami pelonjakan. Hal ini juga bersamaan dengan kebutuhan masyarakat akan kebutuhan gadget. Disatu sisi hal ini akan menyebabkan persaingan harga dikalangan konsumen gadget namun persaingan tersebut tidak sebanding dengan peningkatan dari jumlahkonsumen.

B.     TOPIK PEMBAHASAN
1.      Faktor-faktor perilaku konsumen
2.      Jenis-jenis keputusan pembelian
3.      Tahapan dalam proses pembelian

C.     MAKSUD DAN TUJUAN
Mengetahui sejauh mana minat konsumen dalam membeli sebuah gadget dan mengetahui faktor faktor yang memoengruhi perilaku konsumen. Mengetahui jenis jenis keputusan pembelian dan mengetahui tahapan dalam proses pembelian.





BAB II
PEMBAHASAN

1.       Faktor-faktor perilaku konsumen
Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen. selain itu ada pula yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen antara lain, kekuatan social budaya terdiri dari factor budaya, tingkat social, kelompok anutan ( small reference groups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.Menganalisis perilaku konsumen akan berhasil apabila kita dapat memahami aspek-aspek psikologis manusia secara keseluruhan. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

2.      Jenis Jenis Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler, 2000:160) adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan  pada  derajat  keterlibatan  dan  tingkat  perbedaan  antara  merek,  yaitu: a. Tingkah laku membeli yang kompleks Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli  yang  dipikirkan  masak-masak.  Pemasar  dari  produk  yang  banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai  atribut  kelas  produk  dan  kepentingan  relatif  masing-masing,  dan mengenai  apa  yang  ditawarkan  merk  tertentu,  mungkin  dengan  menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.

 Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan

Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek. Jadi merek bukan sesuatu yang prioritas.

Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan

Tingkah   laku   membeli   yang   menjadi   kebiasaan   terjadi   di   bawah   kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan  sikap  tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap  yang  kuat  terhadap  suatu  merek;  mereka  memilih  merek  karena  sudah dikenal.  Karena  keterlibatan  mereka  dengan  produk  tidak  tinggi,  konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan  keyakinan  merek  yang  terbentuk  oleh  pembelajaran  pasif,  diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi. Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mamencoba produk.

Tingkah laku membeli yang mencari variasi

Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.

Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.


Proses keputusan membeli

Menurut Kotler, 2000:204) keputusan membeli melewati lima tahapan, yaitu:

a. Pengenalan Masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya  masalah  atau  kebutuhan.  Pembeli  merasakan  perbedaan  antara  keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian  informasi     yang     berhubungan     dengan     kebutuhan     tersebut. Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk  dari  sumber  komersial,  yang  dikendalikan  oleh  pemasar.  Akan  tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanymemberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.

c. Evaluasi alternatif

Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantmenjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumemelihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasmembeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka   bertanya   pada   teman,   petunjuk   bagi   konsumen,   atau   wiraniaga. 

d. Keputusan membeli

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membelmerek  yang  paling  disukai,  tetapi  dua  faktor  dapat  muncul  antara  niat  untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

e. Tingkah laku pasca pembelian

Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan

pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada  hubungan  antara  harapan  konsumen  dengan  prestasi  yang  diterima  dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.



3.      Tahapan Proses Pembelian
·         Tahap pertama adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya. Seorang konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut tersedia di pasar.
·         Tahap kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari perusahaan.
·         Tahap ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk itu secara umum.
·         Tahap keempat adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli produk merk A, bukan merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang seharga ini bukan seharga itu.” Ini adalah preferensi. Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
·         Tahap kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
·         Tahapan yang terakhir, keenam, akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.
Jadi, sebenarnya dalam tahapan ketika seseorang ingin membeli sesuatu apakah itu laptop, mobil, makanan, baju dan lainnya akan melewati 6 tahapan ini. Kesadaran akan kebutuhan produk, lalu mendorongnya mencari informasi lebih banyak. Setelah itu dia yakin akan kebutuhannya membeli produk itu. Setelah proses ini dia akan mencari preferensi mana yang dia sukai. Lalu akhirnya dia meyakinkan diri, “OK”, kalau begini saya beli.” Setelah yakin, seorang konsumen akhirnya membeli.

Kesimpulan

Jadi pada kesimpulan ini di tuliskan bahwasannya tingkat perkembangan manusia lebih banyak kebutuhannya dengan hal itu maka produsen  gadget saat ini mengalami pelonjakan yang sangat signifikan ketimbang dengan smartphone oleh sebab itu pihak perusahaan sudah menagmbil alih untuk produsen yang taraf hidupnya menengah ke bawah akan di hadirkan dengan sistem pembayaran kredit alhasil produsen akan lebih mudah dalam mendapatkan gadget tersebut.

























DAFTAR PUSTAKA
http://juliusgruchies.blogspot.com/2012/10/perilaku-konsumen-terhadap-gadget-di.html