Kamis, 23 Januari 2014

Mengapa Produsen Perlu Mengamati Perilaku Konsumen


MENGAPA PRODUSEN PERLU MENGAMATI PERILAKU      KONSUMEN


                     Tugas Makalah


Nama            : Mudalipah
NPM/ Kelas   : 14211617/3ea04
Matakuliah   : Periaku Konsumen
Nama Dosen : Mujiana

Description: Gdarma_2.BMP
 







            FAKULTAS EKONOMI
         UNIVERSITAS GUNADARMA
        JAKARTA
        2014




BAB I

1.1  LATAR BELAKANG
Dewasa ini persaingan bisnis di Indonesia semakin meluas, baik dalam industri manufaktur maupun perusahaan jasa. Untuk menghadapi hal ini maka setiap produsen atau perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produk atau jasanya. Agar dapat bersaing dan dapat memiliki produk maupun jasa yang bermutu perusahaan harus mempunyai strategi-strategi khusus untuk memenangkan persaingan pasar. Konsumen merupakan seorang (pemakai) barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri ataupun orang lain dan tidak untuk diperdagangkan atau dijual kembali, melainkan dikonsumsi untuk dirinya sendiri.
Perilaku Konsumen dapat dikatakan sebagai aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Kepuasan konsumen adalah suatu keadaan dimana suatu keinginan, harapan, dan kebutuhan konsumen telah terpenuhi oleh suatu pelayanan yang dapat dikatakan memuaskandan pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. 
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para produsen atau perusahaan. Para produsen mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa produsen masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para produsen kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para produsen mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. Oleh karena itu penting bagi produsen atau perusahaan mengamati pola atau perilaku konsumen
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, makan rumusan masalah yang dikemukakan penulis dalam penulisan ini adalah :

1.      Apakah manfaat atau keuntungan yang diperoleh oleh produsen dalam mengamati perilaku konsumen ?
2.      Faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian ?
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah
1.      Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh oleh produsen dalam mengamati perilaku konsumen.
2.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan membeli
1.4  Manfaat Penulisan
1.      Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penulisan ini adalah agar dapat digunakan sebagai bahan referensi serta bahan pustaka bagi pembaca yang ingin mengetahui manfaat dari pengamatan produsen terhadap perilaku konsumen.
2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penulisan ini yaitu dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan selanjutnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penulisan ini.










BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Konsumen
Pengertian konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Ciri – Ciri Konsumen
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.

2.2  Perilaku konsumen
Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan, salah satunya yaitu perilaku konsumen didefinisikan sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Engel dan kawan kawan, 2000). Selanjutnya perilaku konsumen terbagi dua, pertama adalah perilaku yang tampak yaitu jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian.  Kedua  adalah  perilaku  yantak  tampak  antara  lain  persepsi, ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan konsumen.
Melalui tindakan tindakan dan belajar, seseorang akan mendapat kepercayaan dan sikap, yang pada gilirannya akan pula mempengaruhi perilakunya. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu obyek atau gagasan. Sikap akan menempatkan seseorang dalam satu pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekati atau menjauhinya. Perilaku erat hubungannya dengan lima tahap pengambilan keputusan seseorang
2.3 Pengambilan Keputusan Pembelian
Istilah keputusan pembelian menunjukan arti kesimpulan terbaik konsumen  untuk melakukan pembelian. Perilaku konsumen  sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapannya dimulai dari:


a) Pengenalan masalah, yaitu berupa desakayang membangkitkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.
b) Tahap pencarian informasi tentang  produk  atau  jasa  yang  dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah ini, ia mencari informasi lebih banyak, misalnya lewat majalah, surat kabar, dan lain lain. Semakin banyak informasi, semakin meningkat pula pengenalan dan pengetahuan calon pembeli akan produk dan jasa, misalnya merek dan karakteristik lain yang ingin dibeli.
c) Tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian. Pada tahap ini calon pembeli menggunakan informasi untuk mengevaluasi pilihan – pilihan produk atau jasa yang tersedia.
d) Tahap keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk atau jasa. Ada dua faktor yang muncul antara niat pembelian dan faktor situasional yang tidak diharapkan. Jadi niat pembeli belum tentu berakhir pada suatu pembelian  yang sesungguhnya.
e) Perilaku sesudah pembelian, dimana membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari produk atau jasa tersebut.

2.4   Pembelian konsumen menurut Kotler 2007,  dipengaruhi oleh :
a.Faktor faktor budaya, memberikan pengaruh paling luas dalam tingkah laku konsumen.
1) Budaya, adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang.
2) Sub-budaya, terdiri dari kelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman hidup dan situasi. Banyak sub- budaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
3) Kelas sosial, adalah  divisi  masyarakat  yanrelatif  permanen  dan teratur  dengan para anggotanya menganut nilai–nilai, minat, dan


tingkah laku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merk tertentu.
b. Faktor faktor sosial, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor ini seperti :
1) Kelompok, yang mempunyai pengaruh langsung. Pengaruh itu cenderung kuat apabila produk atau jasa itu terlihat oleh orang lain yang menghargainya.
2)  Keluarga, adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
3)  Peran dan status, posisi dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam peran dan status. Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang  menurut  yanada  disekitarnya.  Setiap  peran  membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang sering kali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
    

cFaktor faktor pribadi, keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti :
1) Umur dan tahap daur hidup, orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya.
2) Pekerjaan, mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli seseorang. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaayang mempunyai minat diatas rata – rata akan jasa atau produk mereka.
3) Situasi   ekonomi,   akan  mempengaruhi   seseorang  dalam   memilih produk atau jasa. Pemasar yang peka terhadap pendapatan, mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat.
4) Gaya hidup, adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam kesehariannya.
5) Kepribadian dan konsep diri, kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi yang unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten terhadap lingkungannya. Dasar pemikiran konsep diri adalah apa yang dimiliki seseorang mencerminkan identitas.



d. Faktor faktor psikologis, pilihan produk atau jasa yang akan dibeli lebih lanjut dipengaruhi :
1) Motivasi, adalah kebutuhan yang cukup menekan atau mengarahkan seseorang mencari kepuasan.
2) Persepsi, orang bertindak dipengaruhi  oleh  persepsinya  mengenai situasi.
3) Pengetahuan, pentingnya pengetahuan adalah dapat membentuk permintaan suatu produk menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan pembenaran positif.
4) Keyakinan dan sikap, keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang tehadap suatu objek.





2.5 Preferensi Konsumen


Preferensi konsumen merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk atau jasa yang dikonsumsi (Kotler, 2001). Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B (Nicholson, 2010). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian preferensi konsumen mencakup penilaian atau keinginan terbaik dari konsumen. Preferensi konsumen menentukan pilihan jika dihadapkan pada banyak ragam pilihan produk  atau jasa yang sejenis.

2.6  Pengambilan Keputusan Pembelian
Istilah keputusan pembelian menunjukan arti kesimpulan terbaik konsumen  untuk  melakukan  pembelian.  Perilaku  konsumen  sangat menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapannya dimulai dari :
a) Pengenalan masalah, yaitu berupa desakan  yang membangkitkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.
b) Tahap  pencarian  informasi  tentang  produk  atau  jasa  yang  dibutuhkan.Untuk mengatasi masalah ini, ia mencari informasi lebih banyak, misalnya lewat majalah, surat kabar, dan lain – lain. Semakin banyak informasi, semakin meningkat pula pengenalan dan pengetahuan calon pembeli akan produk dan jasa, misalnya merek dan karakteristik lain yang ingin dibeli.
c) Tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian. Pada tahap ini calon pembeli menggunakan informasi untuk mengevaluasi pilihan – pilihan produk atau jasa yang tersedia.
d) Tahap keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk atau jasa. Ada dua faktor yang muncul antara niat pembelian dan faktor situasional yang tidak diharapkan. Jadi niat pembeli belum tentu berakhir pada suatu   pembelian yang sesungguhnya.
e) Perilaku sesudah pembelian, dimana membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari produk atau jasa tersebut.
2.7 Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda bergantung pada jenis keputusan pembelian. Menurut Assael empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat difernsiasi merk-merk.
1.      Perilaku pembelian yang rumit
Konsumen terllibat dalam perilaku pembelian yang rumit saat merekan sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merk.Hal ini biasanya kasus saat produk yang bersangkutan maha,jarang dibeli,berisiko,dan sangat mengekpresikan pribadi.Biasanya konsumen tidak banyak mengetahui tentang kategori produk tersebut dan harus belajar banyak.
2.      Perilaku pembelian pengurangan disonasi
Terkadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan dalam merek-merk. Keterlibatab yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal,jarang dilakukan dan berisiko
3.      Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
Banyak Produk dibeli dalam kondisi keterlibatan pembeli yang rendah dan tidak adanya perbedaan merk yang signifikan.Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dengan sebagian produk yang murah dan sering dibeli.Hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan merk yang kuat.
4.      Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merk yang signifikan .Dalam situasi ini konsumen sering melakukan perpindahan merk.






Tahap-Tahap Proses Pembelian :
Dalam Proses pembelian,konsumen harus melalui lima urutan tahap-tahap.Namun,hal ini tidak berlaku pada pembelian dengan keterlibatan yang rendah. Konsumen dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap karena tahap-tahap ini bersifat fleksibel tergantung produk dan kondisi yang dihadapi oleh kosumen. Tahap-tahap tersebut adalah:
1.      Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan.Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya.Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

2.      Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah akan memulai pencarian informasi . Pencarian informasi dapat dibagi menjadi dua tingkat. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat.Pada tingkat selanjutnya yaitu untuk pencarian informasi yang lebih lengkap dinamakan pencarian aktif informasi.

3.       Evaluasi Alternatif
Evaluasi Alternatif adalah bagaimana konsumen memprosesinformasi merk dan membuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan,tetapi model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, mereka menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio.

4.      Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi,konsumen membentuk preferensi atas merk-merk dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin mempunyai niat untik membeli produk yang paling disukai .Namun ada dua faktor yang dapat mempengaruhi niat pembelian dan keputusan pembelian,yaitu faktor pendirian orang lain dan faktor situasi yang tidak diantisipasi.
5.      Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk. Konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.Tugas perusahaan tidak berakhir pada saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian.Perusahaan harus memantau kepuasaan pasca pembelian,tindakan pasca pembelian dan pemakaian atau pembuangan pasca pembelian.

 




Gambar 1          Model Tahap Pembelian Produk Konsumen

Model ini menggambarkan bahwa konsumen melalui semua dari kelima tahap dalam membeli suatu produk,namun hal ini tidak terjadi pada semua kasus.




















BAB III

KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan
              1. Pengamatan terhadap perilaku konsumen memang seharusnya dilakukan oleh para produsen, karna banyak sekali manfaat yang di peroleh, demi meningkatkan penjualan, penentuan segmentasi pasar, serta strategi pemasaran yang nantinya di gunakan oleh produsen tersebut. Selain itu, pengamatan terhadap perilaku konsumen juga dapat mengetahui karakteristik konsumen itu sendiri, yang nantinya berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tersebut.
2. Dengan mengamati perilaku konsumen, produsen mengetahui faktor – faktor yang menjadi keputusan konsumen dalam pembelian antara lain
a. Faktor Budaya
b. Faktor Sosial
c. Faktor Pribadi
d. Faktor Psikologis













DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2001. Principles of Marketing (Ninth
Edition). Upper Saddle River, New Jersey : Prentice Hall Inc.