MENGAPA PRODUSEN PERLU
MENGAMATI PERILAKU KONSUMEN
Tugas Makalah
Nama : Mudalipah
NPM/
Kelas :
14211617/3ea04
Matakuliah : Periaku
Konsumen
Nama
Dosen : Mujiana
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2014
BAB I
1.1
LATAR
BELAKANG
Dewasa ini persaingan bisnis di
Indonesia semakin meluas, baik dalam industri manufaktur maupun perusahaan
jasa. Untuk menghadapi hal ini maka setiap produsen atau perusahaan harus terus
meningkatkan kualitas produk atau jasanya. Agar dapat bersaing dan dapat
memiliki produk maupun jasa yang bermutu perusahaan harus mempunyai
strategi-strategi khusus untuk memenangkan persaingan pasar. Konsumen merupakan
seorang (pemakai) barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk
kepentingan diri sendiri ataupun orang lain dan tidak untuk diperdagangkan atau
dijual kembali, melainkan dikonsumsi untuk dirinya sendiri.
Perilaku Konsumen dapat dikatakan sebagai aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan yang diinginkan.
Kepuasan
konsumen adalah suatu keadaan dimana suatu keinginan, harapan, dan kebutuhan
konsumen telah terpenuhi oleh suatu pelayanan yang dapat dikatakan memuaskandan
pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.
Pemahaman akan
perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para produsen atau perusahaan. Para
produsen mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat
menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga
ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa
produsen masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak
berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan
utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti,
para produsen kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya
yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para produsen mengetahui faktor
yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor
tersebut. Oleh karena itu penting bagi produsen atau perusahaan mengamati pola
atau perilaku konsumen
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, makan rumusan masalah yang dikemukakan penulis dalam
penulisan ini adalah :
1. Apakah
manfaat atau keuntungan yang diperoleh oleh produsen dalam mengamati perilaku
konsumen ?
2. Faktor
apa saja yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian ?
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
ini adalah
1. Untuk
mengetahui manfaat yang diperoleh oleh produsen dalam mengamati perilaku
konsumen.
2. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan membeli
1.4
Manfaat
Penulisan
1. Manfaat
Akademis
Manfaat
akademis dari penulisan ini adalah agar dapat digunakan sebagai bahan referensi
serta bahan pustaka bagi pembaca yang ingin mengetahui manfaat dari pengamatan
produsen terhadap perilaku konsumen.
2. Manfaat
Praktis
Manfaat
praktis dari penulisan ini yaitu dapat digunakan sebagai referensi untuk
penulisan selanjutnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penulisan ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Konsumen
Pengertian
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Menurut pengertian Pasal 1
angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Ciri – Ciri Konsumen
Dua wujud konsumen
1. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau
menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
2. Organizational Consumer : konsumen ini membeli
atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan
organisasi tersebut.
2.2
Perilaku
konsumen
Banyak pengertian perilaku konsumen yang dikemukakan, salah satunya yaitu perilaku
konsumen didefinisikan
sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan,
mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan
jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut (Engel dan kawan – kawan, 2000).
Selanjutnya
perilaku
konsumen terbagi dua, pertama
adalah perilaku yang tampak yaitu jumlah
pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian.
Kedua
adalah
perilaku yang tak tampak antara lain
persepsi, ingatan terhadap
informasi dan perasaan kepemilikan konsumen.
Melalui tindakan – tindakan dan belajar, seseorang
akan mendapat kepercayaan dan sikap, yang
pada gilirannya akan pula mempengaruhi
perilakunya. Sikap adalah evaluasi,
perasaan, dan kecenderungan seseorang
yang relatif
konsisten terhadap suatu obyek atau gagasan. Sikap akan
menempatkan seseorang dalam
satu pikiran untuk
menyukai
atau tidak menyukai sesuatu, bergerak mendekati atau menjauhinya. Perilaku erat
hubungannya dengan lima
tahap
pengambilan
keputusan
seseorang
2.3 Pengambilan Keputusan Pembelian
Istilah keputusan pembelian menunjukan arti kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan pembelian. Perilaku konsumen sangat
menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapannya dimulai dari:
a)
Pengenalan masalah, yaitu berupa desakan yang membangkitkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.
b) Tahap pencarian informasi
tentang produk atau
jasa
yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi masalah ini, ia
mencari informasi lebih banyak, misalnya
lewat majalah, surat kabar, dan lain – lain.
Semakin banyak informasi, semakin
meningkat pula pengenalan
dan pengetahuan calon pembeli akan produk
dan jasa, misalnya merek dan karakteristik lain yang ingin
dibeli.
c) Tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian. Pada tahap ini calon
pembeli menggunakan informasi
untuk mengevaluasi pilihan – pilihan produk
atau jasa yang tersedia.
d)
Tahap
keputusan pembelian,
pada tahap ini konsumen melakukan tindakan
pembelian terhadap suatu produk atau jasa. Ada dua faktor yang
muncul antara niat pembelian dan faktor situasional
yang tidak diharapkan. Jadi niat pembeli belum tentu berakhir pada suatu pembelian yang
sesungguhnya.
e)
Perilaku sesudah pembelian, dimana membeli lagi atau tidak tergantung
dari tingkat kepuasan yang didapat
dari produk atau jasa tersebut.
2.4
Pembelian konsumen menurut Kotler 2007, dipengaruhi oleh
:
a.Faktor – faktor budaya, memberikan pengaruh paling luas dalam tingkah
laku konsumen.
1) Budaya, adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan tingkah laku seseorang.
2)
Sub-budaya, terdiri dari kelompok
orang yang
mempunyai sistem
nilai
yang sama berdasarkan pengalaman hidup dan situasi. Banyak sub-
budaya membentuk
segmen pasar penting, dan pemasar sering kali
merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan
mereka.
3) Kelas sosial, adalah
divisi masyarakat
yang relatif permanen
dan teratur dengan para anggotanya
menganut nilai–nilai, minat, dan
tingkah laku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan
merk tertentu.
b. Faktor – faktor sosial, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor ini
seperti
:
1) Kelompok, yang mempunyai pengaruh langsung. Pengaruh itu
cenderung kuat apabila produk atau jasa itu terlihat oleh orang lain
yang menghargainya.
2) Keluarga, adalah organisasi pembelian konsumen yang
paling penting
dalam masyarakat.
3) Peran
dan
status, posisi dalam
setiap kelompok
dapat ditentukan dalam
peran
dan
status. Peran terdiri dari
aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang
menurut yang ada
disekitarnya.
Setiap peran membawa
status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan
oleh
masyarakat. Orang sering kali memilih produk yang
menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
c. Faktor – faktor pribadi,
keputusan pembelian
juga dapat dipengaruhi oleh
karakteristik
pribadi seperti :
1) Umur dan tahap daur hidup, orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya.
2) Pekerjaan, mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibeli seseorang. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata
– rata
akan
jasa atau produk mereka.
3) Situasi ekonomi, akan
mempengaruhi
seseorang dalam memilih
produk atau jasa.
Pemasar yang
peka terhadap pendapatan, mengamati kecenderungan dalam pendapatan
pribadi, tabungan, dan tingkat minat.
4) Gaya hidup, adalah pola kehidupan
seseorang yang
diwujudkan dalam kesehariannya.
5) Kepribadian dan konsep diri, kepribadian
mengacu pada
karakteristik
psikologi yang unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten terhadap lingkungannya. Dasar
pemikiran konsep diri adalah apa yang
dimiliki seseorang mencerminkan identitas.
d. Faktor – faktor psikologis, pilihan produk atau jasa yang akan dibeli lebih lanjut dipengaruhi :
1) Motivasi, adalah kebutuhan yang
cukup menekan atau mengarahkan seseorang mencari kepuasan.
2) Persepsi,
orang
bertindak dipengaruhi oleh persepsinya
mengenai situasi.
3) Pengetahuan, pentingnya pengetahuan adalah dapat membentuk permintaan suatu produk menggunakan petunjuk yang
membangkitkan
motivasi, dan memberikan pembenaran positif.
4)
Keyakinan dan sikap, keyakinan adalah
pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
mengenai sesuatu. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan, dan
kecenderungan dari seseorang tehadap suatu
objek.
2.5 Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen merupakan pilihan suka
atau tidak suka
oleh seseorang terhadap produk atau jasa yang
dikonsumsi (Kotler, 2001). Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B,
ini berarti segala
kondisi dibawah A tersebut disukai daripada
kondisi dibawah pilihan B
(Nicholson, 2010). Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pada dasarnya pengertian preferensi konsumen mencakup penilaian
atau keinginan terbaik dari konsumen. Preferensi konsumen
menentukan pilihan jika dihadapkan pada
banyak ragam pilihan produk
atau jasa
yang sejenis.
2.6
Pengambilan
Keputusan Pembelian
Istilah
keputusan pembelian menunjukan arti kesimpulan terbaik konsumen untuk
melakukan pembelian. Perilaku
konsumen sangat menentukan dalam
proses pengambilan keputusan membeli yang tahapannya dimulai dari :
a)
Pengenalan masalah, yaitu berupa desakan
yang membangkitkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.
b)
Tahap pencarian informasi
tentang produk atau jasa yang
dibutuhkan.Untuk mengatasi masalah ini, ia mencari informasi lebih
banyak, misalnya lewat majalah, surat kabar, dan lain – lain. Semakin banyak
informasi, semakin meningkat pula pengenalan dan pengetahuan calon pembeli akan
produk dan jasa, misalnya merek dan karakteristik lain yang ingin dibeli.
c)
Tahap evaluasi alternatif yang berupa penyeleksian. Pada tahap ini calon
pembeli menggunakan informasi untuk mengevaluasi pilihan – pilihan produk atau
jasa yang tersedia.
d)
Tahap keputusan pembelian, pada tahap ini konsumen melakukan tindakan pembelian
terhadap suatu produk atau jasa. Ada dua faktor yang muncul antara niat
pembelian dan faktor situasional yang tidak diharapkan. Jadi niat pembeli belum
tentu berakhir pada suatu pembelian yang
sesungguhnya.
e) Perilaku sesudah
pembelian, dimana membeli lagi atau tidak tergantung dari tingkat kepuasan yang
didapat dari produk atau jasa tersebut.
2.7 Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda bergantung pada jenis
keputusan pembelian. Menurut Assael empat jenis perilaku pembelian konsumen
berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat difernsiasi merk-merk.
1.
Perilaku
pembelian yang rumit
Konsumen terllibat dalam perilaku pembelian yang rumit saat
merekan sangat terlibat dalam sebuah pembelian dan menyadari adanya perbedaan
signifikan diantara berbagai merk.Hal ini biasanya kasus saat produk yang
bersangkutan maha,jarang dibeli,berisiko,dan sangat mengekpresikan
pribadi.Biasanya konsumen tidak banyak mengetahui tentang kategori produk
tersebut dan harus belajar banyak.
2.
Perilaku
pembelian pengurangan disonasi
Terkadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian namun
melihat sedikit perbedaan dalam merek-merk. Keterlibatab yang tinggi didasari
oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal,jarang dilakukan dan berisiko
3.
Perilaku
Pembelian Karena Kebiasaan
Banyak Produk dibeli dalam kondisi keterlibatan pembeli yang
rendah dan tidak adanya perbedaan merk yang signifikan.Terdapat bukti yang
cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dengan sebagian produk
yang murah dan sering dibeli.Hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan
merk yang kuat.
4.
Perilaku
Pembelian yang Mencari Variasi Beberapa situasi pembelian ditandai oleh
keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merk yang signifikan .Dalam
situasi ini konsumen sering melakukan perpindahan merk.
Tahap-Tahap
Proses Pembelian :
Dalam Proses pembelian,konsumen harus melalui lima urutan
tahap-tahap.Namun,hal ini tidak berlaku pada pembelian dengan keterlibatan yang
rendah. Konsumen dapat melewatkan atau membalik beberapa tahap karena
tahap-tahap ini bersifat fleksibel tergantung produk dan kondisi yang dihadapi
oleh kosumen. Tahap-tahap tersebut adalah:
1.
Pengenalan
masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah
atau kebutuhan.Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
keadaan yang diinginkannya.Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal.
2.
Pencarian
Informasi
Konsumen yang tergugah akan memulai pencarian informasi .
Pencarian informasi dapat dibagi menjadi dua tingkat. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat.Pada tingkat
selanjutnya yaitu untuk pencarian informasi yang lebih lengkap dinamakan
pencarian aktif informasi.
3.
Evaluasi Alternatif
Evaluasi Alternatif adalah bagaimana konsumen memprosesinformasi
merk dan membuat penilaian akhir. Terdapat beberapa proses evaluasi
keputusan,tetapi model yang terbaru memandang proses evaluasi konsumen sebagai
proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, mereka menganggap konsumen membentuk
penilaian atas produk terutama berdasarkan kesadaran dan rasio.
4.
Keputusan
Pembelian
Dalam tahap evaluasi,konsumen membentuk preferensi atas merk-merk
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin mempunyai niat untik membeli
produk yang paling disukai .Namun ada dua faktor yang dapat mempengaruhi niat
pembelian dan keputusan pembelian,yaitu faktor pendirian orang lain dan faktor
situasi yang tidak diantisipasi.
5.
Perilaku
Pasca Pembelian
Setelah membeli produk. Konsumen akan mengalami tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan tertentu.Tugas perusahaan tidak berakhir pada saat produk
dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian.Perusahaan harus
memantau kepuasaan pasca pembelian,tindakan pasca pembelian dan pemakaian atau
pembuangan pasca pembelian.
Gambar 1 Model Tahap
Pembelian Produk Konsumen
Model ini menggambarkan bahwa konsumen melalui semua dari kelima
tahap dalam membeli suatu produk,namun hal ini tidak terjadi pada semua kasus.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Pengamatan terhadap perilaku
konsumen memang seharusnya dilakukan oleh para produsen, karna banyak sekali
manfaat yang di peroleh, demi meningkatkan penjualan, penentuan segmentasi
pasar, serta strategi pemasaran yang nantinya di gunakan oleh produsen
tersebut. Selain itu, pengamatan terhadap perilaku konsumen juga dapat
mengetahui karakteristik konsumen itu sendiri, yang nantinya berpengaruh dalam
pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen tersebut.
2. Dengan
mengamati perilaku konsumen, produsen mengetahui faktor – faktor yang menjadi
keputusan konsumen dalam pembelian antara lain
a. Faktor Budaya
b.
Faktor Sosial
c.
Faktor Pribadi
d.
Faktor Psikologis
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2001. Principles of
Marketing (Ninth
Edition). Upper Saddle River, New
Jersey : Prentice Hall Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar